(Foto : kampanye anti pelarangan buku di Taman Ismail Marzuki) |
Wow, ditengah gonjang ganjing dunia pendidikan nasional yang sarat dengan komersialisasi dan liberalisasi. Dan menyeragamkan peserta didik dengan teks-teks yang jauh dari konteks. Terlebih, peserta didik (siswa atau mahasiswa) tak lagi peka terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar. Sehingga merebaknya lembaga pendidikan justru tak menjawab apa yang dibutuhkan masyarakat. Yaitu kesejahteraan dan keadilan sosial yang merata.
Atas sekelumit permasalahan diatas, Sekolah Tanpa batas (STB) mencoba menyelenggarakan pelatihan “Critical Media Liuteracy”. Tujuannya untuk menciptakan guru yang kritis dan kreatif.
Pada hakikatnya, critical media literacy merupakan salah satu konsep pembelajaran yang berbasis pada perspektif literasi kritis. Yaitu menekankan pada guru agar dalam ruang-ruang kelas tak hanya menekankan pada transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Namun, dapat menjadi guru yang transformatif.
Artinya, guru yang tidak terjebak pada teks-teks yang tertera dalam buku akademik. Sehingga menjauhkan peserta didik dari dimensi problem sosialnya. Dengan demikian, guru dapat mendorong peserta didik untuk dapat berempati pada situasi sosialnya dan tidak berorientasi pada nilai kognitif saja. Sederhananya, guru dapat berperan penting sebagai perubahan sosial.
Meski demikian, seorang guru tak mungkin dapat dilepaskan dengan sarana atau fasilitas sebagai penunjang proses pendidikan. Media dalam hal ini, bisa menjadi pembangunan pola pikir masyarakat serta alat penghancur pola pikir masyarakat. Apalagi, jika konten yang di produksi adalah bebas nilai. Jelas, masyarakat memerlukan kecerdasan dalam menganalisa media dan kontennya. Sehingga tidak terjebak dalam mobilisasi isu yang tengah merebak.
Atas dasar itu pula guru harus paham dalam membaca media yang akan berpengaruh dalam hal pembelajaran. Dan konsep literasi kritis ini dapat menjadi salah satu jalan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk memahami situasi sosial.
Patut diketahui, pelatihan critical media literacy ini merupakan pelatihan dasar yang akan menggunakan format khusus dan berkesinambungan.
Materi yang akan diberikan diantaranya : Pengantar analisis media, pedagogi kritis, penerapan literasi kritis dalam kelas atau komunitas, praktik pembelajaran, seminar diseminasi.
Pelatihan dasar ini akan berlangsung di Megamendung-Cisarua, Bogor. Mulai 9-11 Desember 2011. Tak hanya itu, pelatihan ini juga menggunakan beberapa syarat.Pertama, peserta mau berubah menjadi pendidik yang lebih baik. Kedua, punya visi sebagai pendidik. Ketiga, tidak menyerah untuk terus belajar. Keempat, bersedia menyebarkan gagasan literasi kritis terhadap semua orang. Kelima, memiliki keinginan kuat untuk membaca dan menulis.
Jadi, tunggu apa lagi. Mari mulai bercita-cita menjadi pendidik yang kritis dan kreatif agar Indonesia lebih baik.
Cp : Dian Jiwa (085781681158)
Sekretariat Sekolah Tanpa Batas : Jalan Kemandoran I Nomor 97, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12210. (021-5483918).
0 comments:
Posting Komentar